Di era digital yang terus berkembang, ojek online (ojol) tetap menjadi pilihan transportasi yang diminati banyak orang. Namun, apakah jadi ojol masih layak ditekuni di tahun 2025? Artikel ini akan mengupas secara jujur dan mendalam tentang prospek, tantangan, dan kondisi nyata yang dihadapi oleh para driver ojol saat ini.
Permintaan Masih Ada, Tapi Kondisinya Berubah
Seiring berjalannya waktu, jumlah pengguna ojek online tetap tinggi. Permintaan transportasi berbasis aplikasi masih menjadi bagian penting dari mobilitas di kota-kota besar. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa order atau pesanan yang diterima kini tidak sebanyak lima tahun yang lalu. Teman saya, misalnya, pernah bercerita bahwa lima tahun lalu, ia bisa mendapatkan pendapatan antara Rp200.000 hingga Rp500.000 per hari. Kini, pendapatannya telah merosot menjadi hanya Rp50.000 hingga Rp150.000 per hari, dan jumlah order pun tidak konsisten.
Biaya Operasional yang Terus Meningkat
Salah satu faktor utama yang membuat pendapatan driver ojol semakin menipis adalah kenaikan biaya operasional yang terus terjadi. Berikut beberapa di antaranya:
Potongan Biaya Aplikasi yang Meningkat
Banyak driver mengeluhkan bahwa potongan biaya dari aplikasi semakin tinggi. Meskipun tarif untuk konsumen tidak mengalami kenaikan yang sepadan, persentase potongan yang diambil oleh platform membuat pendapatan bersih yang diterima semakin tipis.
Harga Bensin yang Naik
Seiring dengan inflasi dan faktor ekonomi global, harga bensin kian merangkak naik. Kenaikan ini berdampak langsung pada biaya harian para driver. Jika pendapatan per hari tidak sebanding dengan kenaikan biaya bahan bakar, maka profitabilitas usaha sebagai ojol semakin menurun.
Perawatan Motor yang Mahal
Motor sebagai kendaraan utama para driver juga memerlukan perawatan rutin. Biaya servis, penggantian suku cadang, dan perawatan umum lainnya pasti akan menguras kantong. Bagi driver yang harus sering melakukan perawatan, biaya operasional bisa menjadi beban yang cukup berat.
Kapan Menjadi Ojol Masih Layak?
Jika Anda Sudah Memiliki Kendaraan
Salah satu kondisi ideal adalah jika Anda sudah memiliki motor yang layak pakai. Dalam hal ini, Anda tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk membeli kendaraan baru hanya untuk menjadi driver ojol. Jika motor Anda dalam kondisi baik dan sudah terawat, Anda bisa mulai mengurangi beban operasional dan menikmati pendapatan tambahan meskipun tidak setinggi dulu.
Sebagai Pekerjaan Paruh Waktu
Bagi yang memiliki pekerjaan utama, menjadi driver ojol sebagai pekerjaan sampingan masih bisa menjadi opsi. Pendapatan tambahan meski tidak besar, namun cukup untuk membantu biaya harian atau menabung sedikit demi sedikit. Hal ini juga memungkinkan Anda untuk fleksibel mengatur waktu, terutama setelah jam kerja utama selesai.
Jika Anda Baru Ingin Memasuki Bisnis Ojol
Namun, bagi Anda yang baru berencana membeli motor khusus untuk menjadi driver ojol, pertimbangkan dengan matang. Modal untuk membeli kendaraan baru ditambah dengan biaya operasional yang terus meningkat bisa membuat usaha ini tidak lagi menguntungkan. Investasi tersebut sebaiknya dipertimbangkan secara menyeluruh agar tidak menjadi beban finansial di kemudian hari.
Tantangan dan Realitas di Lapangan
Banyak driver ojol yang pernah mengharapkan omset tinggi seperti yang diiklankan oleh beberapa platform. Namun, kenyataannya berbeda. Volume order yang menurun, persaingan yang semakin ketat, dan kenaikan biaya operasional menjadi tantangan besar. Driver yang pernah menikmati pendapatan Rp200.000 hingga Rp500.000 per hari kini harus rela dengan pendapatan yang jauh lebih kecil, di samping harus menanggung beban biaya yang terus bertambah.
Selain itu, adanya kebijakan dari pihak aplikasi yang memotong persentase pendapatan tanpa diimbangi dengan penyesuaian tarif untuk konsumen juga menambah beban. Hal ini membuat margin keuntungan semakin tipis, dan membuat banyak driver mempertanyakan apakah usaha sebagai ojol masih layak di tahun 2025.
Kesimpulan
Jadi, apakah jadi ojol masih worth it di tahun 2025? Jawabannya sangat bergantung pada kondisi dan strategi masing-masing:
- Layak jika Anda sudah memiliki kendaraan yang terawat dan bisa dijadikan sumber pendapatan tambahan sebagai pekerjaan paruh waktu.
- Kurang layak jika Anda harus membeli motor baru atau mengandalkan pendapatan utama dari bisnis ojol, mengingat biaya operasional yang terus meningkat.
Seiring perubahan zaman dan kondisi ekonomi yang dinamis, para driver ojol perlu menyesuaikan strategi mereka. Jangan terjebak dengan ekspektasi pendapatan seperti lima tahun lalu. Lakukan evaluasi mendalam terhadap biaya operasional, potensi order, dan fleksibilitas waktu sebelum memutuskan untuk benar-benar menekuni usaha ini sebagai sumber penghasilan utama.
Dengan perencanaan yang matang dan pemanfaatan kendaraan yang sudah ada, menjadi ojol tetap bisa menjadi pilihan cerdas sebagai pekerjaan sampingan. Namun, untuk mereka yang baru memulai dan harus melakukan investasi besar, mungkin perlu dipertimbangkan kembali untuk mencari alternatif usaha yang lebih menguntungkan.
Semoga artikel ini memberikan gambaran yang jujur dan membantu Anda membuat keputusan yang tepat dalam memilih jalan karir di dunia ojek online. Selalu bijak dalam menilai potensi dan risiko, serta jangan lupa untuk terus mengikuti perkembangan ekonomi dan kebijakan yang mempengaruhi bisnis ini.